Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah ditangkap dan dibawa ke Den Haag untuk menghadapi tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan di Pengadilan Pidana Internasional (ICC). Penangkapan ini telah memicu kontroversi politik, dengan Presiden Ferdinand Marcos Jr. menyangkal klaim bahwa ini adalah tindakan penindasan politik. Marcos menekankan bahwa penangkapan tersebut sesuai dengan komitmen Filipina terhadap Interpol. Duterte, yang memimpin perang narkoba brutal selama masa kepresidenannya, telah lama dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Penangkapannya menandai momen penting dalam politik Filipina, menimbulkan kekhawatiran tentang ketidakstabilan politik dan kemunduran demokrasi.
@ISIDEWITH18 jam18H
Snap Insight: Penangkapan mantan presiden Filipina Duterte akan dihantui oleh kecurigaan atas penindasan politik
In this “game of thrones” in Southeast Asia’s oldest democracy, warring houses have often resulted in political instability, economic ruin and democratic backsliding, says ISEAS-Yusof Ishak Institute’s Aries A Arugay.
@ISIDEWITH18 jam18H
Bagi Duterte, Tanda-tanda Penyelesaian Tahun Setelah Dia Memerintahkan Perang Narkoba Mematikan
Rodrigo Duterte, the former Philippine president, was arrested on Tuesday in Manila and was flown to The Hague to face International Criminal Court charges of crimes against humanity.